Latar Belakang Syekh Haji Abdul Muhyi
Syekh Haji Abdul Muhyi dilahirkan pada tahun 1650 di Mataram. Ada perbedaan pendapat mengenai lokasi Mataram tersebut, ada yang menyebutkan bahwa Mataram tersebut terletak di Lombok, namun ada juga yang menyebutkan bahwa Mataram tersebut merupakan bagian dari Kerajaan Islam Mataram di Jawa.
Ayahnya bernama Sembah Lebe Wartakusumah, yang merupakan seorang bangsawan Sunda keturunan Raja Galuh Pajajaran pada masa itu yang merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Jawa. Sementara ibunya bernama Raden Ajeng Tangan Ziah, yang berasal dari keluarga bangsawan keturunan Mataram yang menggantikan Syekh Ainui Yaqin (Sunan Giri l). Syekh Abdul Muhyi dianggap sebagai seorang tokoh suci dan sangat dihormati oleh komunitas petani.
Riwayat Pendidikan Syekh Haji Abdul Muhyi
Ketika berusia 19 tahun, Syekh Abdul Muhyi memutuskan untuk pindah ke Aceh dan belajar dari Syekh Abdul Rauf Singkil bin Abdul Jabar, seorang ulama sufi dan guru tarekat Syattariah.
Selama enam tahun, ia mendalami pedagogi dan memperdalam pemahaman tentang Islam. Namun, perjalanannya untuk mempelajari Islam tidak berhenti di situ saja. Syekh Abdul Muhyi juga pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan sekaligus belajar lebih banyak tentang agama Islam.
Guru-Guru Syekh Haji Abdul Muhyi
Guru dari Syekh Abdul Mukhyi adalah Syekh Abdul Rauf Singkil bin Abdul Jabar, seorang ulama Sufi dan guru Tarekat Syattariah.
Menurut pendapat yang masyhur sampainya Syeikh Abdul Muhyi ke derajat kewalian melalui Thoriqoh Mu’tabaroh Satariyah, yang silsilah keguruan atau kemursyidannya sampai kepada Rasulullah Saw. Berikut silsilahnya: Rasululah Saw, Ali Bin Abi Tholib, Sayyidina Hasan, Sayyidina Zainal Abidin, Imam Muhammad Bakir, Imam Ja’far Shodiq, Sultan Arifin, Yazidiz Sulthon, Syeikh Muhammad Maghribi, Syeikh Arabi Yazidil Asyiq, Sayyid Muhammmad Arif, Syeikh Abdulah Satari, Syeikh Hidayatullah Syarmad, Syeikh Haji Hudori, Sayyid Muhammmad Ghoizi, Sayyid Wajhudin, Sayyid Sifatullah, Sayyidina Abdi Muwhib Abdulah Ahmad, Syeikh Ahmad Bin Muhammmad (Ahmad Qosos), Syeikh Abdul Rouf, Syeikh Haji Abdul Muhyi.
Majelis Taklim dan Pengajian yang Diasuh
Syekh Abdul Muhyi membangun dan membina penduduk di Darma Kuningan, sebuah kecamatan di Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Di Safarwadi, ia membangun sebuah masjid dan rumah sebagai tempat tinggal hingga akhir hayatnya.
Karya-Karya Syekh Haji Abdul Muhyi
Selain ahli dalam ilmu agama, Syekh Abdul Muhyi juga memiliki keahlian dalam ilmu kedokteran, ilmu hisab, ilmu pertanian, dan seni membaca Al-Qur’an. Ia menyebarkan agama Islam dengan menggunakan metode Tharekat Nabawiah yang didasarkan pada akhlak mulia dan keteladanan.
Sebagai contoh, ketika ada seseorang yang sedang memancing tetapi tidak berhasil mendapatkan ikan, Syekh Abdul Muhyi mendekatinya dan meminta meminjam kail. Setelah diberikan izin, Syekh Abdul Muhyi memulai memancing sambil berdoa: “Bismillaah hirroh maa nir roohiim, Ashyadu Allaa ilaaha illallaah, Wa ash hadu anna Muhammaddur Rasulullah.” Dengan cara seperti itu, ia berhasil memperkenalkan Islam kepada banyak orang dan memperoleh banyak pengikut.
Makam Syekh Haji Abdul Muhyi
Makam Syekh Abdul Muhyi terletak di sebelah utara Makam Kidul, di kompleks situs ziarah terpenting di Pamijahan. Terletak di atas tebing di sebelah utara Cipamijahan, makam ini terletak di atas bukit yang dikelilingi oleh persawahan yang subur.
Selain memiliki bangunan megah dengan struktur beton yang kokoh, kompleks ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung kegiatan zikir seperti masjid, kolam renang, fasilitas air bersih, dan aula yang dapat digunakan oleh jamaah untuk berdzikir. Makam Syekh Abdul Muhyi menjadi tujuan ziarah yang populer dan banyak dikunjungi oleh orang yang ingin merayakan dan memperkuat iman mereka.