Publisher : Tokoh Wanita
Penulis : Abidah Daniyah _
Instagaram Penulis @Sakura_arrumi
Dalam Islam, mengaji dan mengkaji ilmu bagi pemeluknya memang suatu hal yang dihukumi wajib ain. Artinya setiap individu diharuskan
Dalam era digital yang serba cepat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari berbagi informasi, berkomunikasi, hingga mencari hiburan, media sosial menawarkan berbagai kemudahan yang tidak dapat dipungkiri. Namun, seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, muncul sebuah pertanyaan penting yang sering terlintas di benak banyak orang: Bolehkah kita berguru pada media sosial?
Media sosial memang dapat menjadi wadah untuk memperoleh berbagai jenis informasi, mulai dari ilmu pengetahuan, keahlian praktis, hingga wawasan sosial dan budaya. Tetapi, apakah media sosial dapat menggantikan cara tradisional dalam mencari ilmu, seperti berguru langsung pada seorang ahli atau belajar di institusi pendidikan formal? Apakah media sosial benar-benar dapat memberikan pemahaman yang mendalam dan berkualitas?
Keunggulan Media Sosial Sebagai Sumber Pembelajaran
Tidak dapat dipungkiri, salah satu keuntungan terbesar media sosial adalah aksesibilitasnya yang luar biasa. Setiap orang dapat mengakses berbagai informasi secara instan hanya dengan memiliki perangkat yang terhubung ke internet. Banyak sekali platform media sosial seperti Instagram, YouTube, Twitter, dan TikTok yang menyediakan beragam konten edukatif.
Sebagai contoh, di Instagram, banyak sekali akun yang berbagi ilmu mengenai berbagai bidang, mulai dari seni, desain grafis, hingga teknologi dan bisnis. YouTube pun memiliki banyak tutorial yang memudahkan orang untuk belajar berbagai keterampilan baru, mulai dari memasak hingga teknik pemrograman komputer.
Media sosial juga memungkinkan seseorang untuk belajar secara lebih fleksibel, kapan saja dan di mana saja, tanpa harus terikat dengan jadwal formal. Ini tentu menjadi nilai tambah, terutama bagi mereka yang tidak memiliki banyak waktu atau akses ke pendidikan formal. Belajar lewat media sosial juga dapat lebih interaktif, karena banyak platform yang memungkinkan percakapan langsung antara pengajar dan peserta belajar.
Risiko dan Tantangan Dalam Berguru Melalui Media Sosial
Meskipun media sosial menawarkan berbagai keuntungan, ada beberapa risiko dan tantangan yang perlu diwaspadai ketika menggunakannya sebagai sumber belajar. Salah satunya adalah kualitas informasi yang tidak selalu terjamin. Tidak semua konten yang beredar di media sosial dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Banyak informasi yang bersifat spekulatif, bahkan hoaks, yang dapat menyesatkan penggunanya.
Kehadiran berbagai influencer atau konten kreator di media sosial yang mengklaim memiliki keahlian dalam bidang tertentu juga sering kali menambah kebingungannya. Tanpa adanya pengawasan atau kredibilitas yang jelas, sulit untuk memastikan apakah informasi yang disampaikan benar-benar sahih atau hanya dibuat-buat untuk menarik perhatian audiens.
Selain itu, meskipun media sosial memberikan kebebasan bagi siapa saja untuk mengunggah konten, hal ini justru bisa mengurangi kedalaman materi yang diberikan. Konten-konten pendek, seperti video berdurasi satu hingga dua menit, seringkali hanya memberikan gambaran umum tanpa penjelasan yang mendalam, yang tentunya kurang memadai bagi mereka yang ingin memahami suatu topik dengan serius.
Berguru Secara Langsung vs. Berguru Lewat Media Sosial
Menggunakan media sosial sebagai sarana belajar memang sangat praktis, tetapi apakah itu setara dengan belajar langsung pada seorang guru atau ahli di bidang tertentu? Berguru langsung memiliki beberapa keunggulan yang tidak bisa digantikan oleh media sosial. Pertama, dalam proses berguru secara langsung, seorang murid dapat memperoleh pengajaran yang lebih mendalam, personal, dan disesuaikan dengan kebutuhan individu.
Seorang guru atau mentor dapat memberikan bimbingan yang lebih spesifik, memberikan umpan balik langsung, dan menyesuaikan pendekatan mereka dengan cara belajar murid. Ini adalah sesuatu yang sangat sulit ditemukan di media sosial, di mana banyaknya konten yang tersebar bisa membuat pengajaran terasa lebih umum dan tidak terarah.
Selain itu, berguru secara langsung memungkinkan adanya interaksi dua arah yang lebih kaya. Seseorang bisa langsung bertanya, berdiskusi, dan mendalami materi lebih dalam. Di media sosial, meskipun ada fitur komentar dan pesan langsung, interaksi ini sering kali terbatas dan kurang mendalam.
Bagaimana Mengoptimalkan Media Sosial Sebagai Sarana Belajar?
Berguru pada media sosial memang boleh, asalkan dilakukan dengan bijak. Untuk itu, ada beberapa cara agar pembelajaran melalui media sosial tetap efektif dan bermanfaat:
- Verifikasi Sumber
Penting untuk selalu memeriksa kebenaran informasi yang diterima. Gunakan sumber yang sudah terpercaya dan memiliki kredibilitas tinggi. Pastikan pengajar atau konten kreator yang diikuti memiliki latar belakang yang jelas dalam bidang yang diajarkan.
- Pilih Konten yang Terstruktur
Carilah konten yang disajikan dengan struktur yang jelas, tidak hanya sekadar informasi yang terserak. Pilihlah akun atau kanal yang mengajarkan sesuatu dengan cara yang sistematis, baik itu dalam bentuk kursus, modul, atau tutorial yang lebih mendalam.
- Gunakan Media Sosial Sebagai Suplemen
Media sosial sebaiknya digunakan sebagai pelengkap dalam proses belajar. Jangan hanya bergantung sepenuhnya pada media sosial, tetapi gabungkan dengan sumber pembelajaran lainnya, seperti buku, pelatihan, atau kelas-kelas formal.
- Interaksi dan Diskusi
Berpartisipasilah dalam diskusi dan tanya jawab. Manfaatkan kolom komentar atau fitur direct message untuk bertanya dan berdiskusi dengan para pengajar atau sesama pembelajar, agar pemahaman Anda lebih mendalam.
Kesimpulan: Berguru pada Media Sosial, Boleh Tapi Penuh Pertimbangan
Media sosial dapat menjadi sumber pembelajaran yang sangat berguna, tetapi tidak dapat menggantikan cara tradisional dalam belajar, seperti berguru langsung pada seorang ahli. Media sosial dapat digunakan sebagai sarana belajar yang fleksibel dan interaktif, tetapi harus digunakan dengan bijak. Verifikasi sumber informasi, pilih konten yang berkualitas, dan gabungkan dengan metode pembelajaran lain agar pembelajaran yang diperoleh menjadi lebih efektif dan bermanfaat.
Dengan sikap yang tepat dan pendekatan yang bijaksana, media sosial bisa menjadi alat yang powerful untuk menambah wawasan, keterampilan, dan pengetahuan kita. Namun, jangan sampai kita terjebak dalam konten yang tidak bermutu dan mengabaikan cara belajar yang lebih mendalam dan terstruktur. Dengan demikian, kita bisa memanfaatkan media sosial untuk berguru dengan cara yang tepat dan bermanfaat.