Biografi KH Ahmad Dahlan Lengkap: Profil, Nama Kecil, Jasa-Jasa Hingga Tujuan Berdirinya Muhammadiyah

  • Bagikan
Biografi KH Ahmad Dahlan Lengkap
Biografi KH Ahmad Dahlan Lengkap

Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan

Muhammad Darwis, yang lebih dikenal sebagai Ahmad Dahlan, lahir sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara. Ia berasal dari keturunan Mulana Malik Ibrahim, salah satu tokoh terkemuka di kalangan walisongo, yang merupakan pelopor penyebaran agama Islam di Jawa.

Pada usia 15 tahun, Ahmad Dahlan pergi menjalankan ibadah haji dan tinggal di Mekkah selama lima tahun. Selama periode tersebut, ia berinteraksi dengan pemikir pembaharu Islam seperti Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Al Afghani, dan Ibnu Taimiyah. Setelah pulang dari Mekkah pada tahun 1888, ia mengganti namanya menjadi Ahmad Dahlan.

Pada tahun 1903, Ahmad Dahlan kembali ke Mekkah dan menetap selama dua tahun, berguru kepada Syekh Ahmad Khatib, guru pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Kauman, Yogyakarta.

Setelah pulang dari Mekkah, Ahmad Dahlan menikahi sepupunya, Siti Walidah, yang juga dikenal sebagai Nyai Ahmad Dahlan, seorang pahlawan nasional dan pendiri Aisyiyah. Mereka memiliki enam anak, antara lain Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Zaharah.

Ahmad Dahlan juga menikahi Nyai Abdullah dan Nyai Aisyah Cianjur, yang melahirkan anak bernama Dandanah. Ahmad Dahlan meninggal pada tahun 1923 dan dimakamkan di pemakaman Karangkajen, Yogyakarta.

Pendiri Muhammadiyah

Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, didirikan oleh Muhammad Darwis atau yang lebih dikenal sebagai Ahmad Dahlan pada 18 November 1912. Organisasi ini telah tumbuh menjadi jutaan anggota yang tersebar di seluruh Indonesia.

Ahmad Dahlan, selain aktif dalam menyebarkan gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, juga dikenal sebagai seorang wirausahawan sukses dalam berjualan batik. Ia terlibat dalam berbagai kegiatan masyarakat dan memiliki dukungan dari organisasi seperti Jam’iyatul Khair, Syarikat Islam, Budi Utomo, dan Komite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad.

Gagasan Ahmad Dahlan tentang Muhammadiyah mendapat dukungan baik dari keluarga maupun masyarakat sekitarnya. Meskipun menghadapi fitnah, tuduhan, dan ancaman, Ahmad Dahlan tetap teguh dalam cita-cita pembaruan Islam di Indonesia.

Ahmad Dahlan memperjuangkan pendirian Muhammadiyah dengan mengajukan permohonan badan hukum pada pemerintah Hindia Belanda pada 20 Desember 1912. Meskipun izinnya baru diterima pada tahun 1914 dan dibatasi hanya untuk Yogyakarta, Muhammadiyah mendirikan kantor cabang di beberapa daerah.

Pada tahun 1921, Ahmad Dahlan berhasil mendapatkan izin untuk mendirikan cabang Muhammadiyah di kota-kota lain. Organisasi ini, yang awalnya dibatasi oleh pemerintah, tumbuh dan berkembang di berbagai daerah di Indonesia.

Pengalaman Organisasi KH Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan tidak hanya aktif dalam gerakan Muhammadiyah, tetapi juga memiliki peran dalam berbagai organisasi seperti Jam’iyatul Khair, Syarikat Islam, Budi Utomo, dan Komite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad. Pada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah dengan tujuan membawa pembaruan dalam berpikir dan beramal sesuai dengan ajaran Islam.

Meskipun dihadapkan pada fitnah dan ancaman, Ahmad Dahlan tetap teguh dalam perjuangan pembaruan Islam di Indonesia. Dia juga demokratis dalam menjalankan aktivitas Muhammadiyah, memberikan fasilitas untuk evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin. Ahmad Dahlan menjalin hubungan baik dengan masyarakat, ulama, dan tokoh agama lain, seperti dialog dengan Pastur Van Lith pada tahun 1914-1918.

Jasa-Jasa KH Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan diakui sebagai pahlawan nasional dengan berbagai jasa-jasanya dalam membangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia. Ia memimpin Muhammadiyah untuk menyebarkan ajaran Islam murni, memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan, dan memperjuangkan hak-hak wanita melalui Aisyiyah.

Jasa-jasa KH Ahmad Dahlan mencakup

  1. Mempelopori kebangkitan umat Islam di Indonesia untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah dan perlu belajar serta berbuat banyak.
  2. Memberikan ajaran Islam murni kepada bangsa Indonesia melalui Muhammadiyah, yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan amal bagi umat tanpa meninggalkan dasar iman dan Islam.
  3. Memimpin Muhammadiyah dalam amal usaha sosial dan pendidikan, membantu wanita Indonesia untuk mendapatkan pendidikan dan berperan secara sosial setara dengan pria.
  4. KH Ahmad Dahlan diakui sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden No. 657 tahun 1961.

Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912 dan telah menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memainkan peran kunci dalam pembaharuan Islam di tanah air. Nama “Muhammadiyah” dipilih dengan harapan bahwa mereka yang tergabung dalam organisasi ini adalah orang-orang yang beriman pada Nabi Muhammad. Penggunaan kata “Muhammadiyah” juga dimaknai untuk menghubungkan organisasi ini dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad.

Menurut H Djarnawi Hadikusuma, Muhammadiyah memiliki arti yang luas, yaitu tujuannya adalah memahami dan mengamalkan Islam sebagai ajaran dan keteladanan dari Nabi Muhammad, agar dapat menjalani kehidupan di dunia sesuai dengan ajaran Islam yang murni dan benar. Hal ini diharapkan dapat menginspirasi kemajuan umat Islam dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Latar belakang berdirinya Muhammadiyah berasal dari interaksi Ahmad Dahlan dengan teman-temannya di Budi Utomo yang memiliki ketertarikan pada tema keagamaan. Ide berdirinya Muhammadiyah muncul atas usulan dari salah satu santri Kyai Dahlan di Kweekschool Jetis. Ahmad Dahlan, yang mengajarkan agama Islam di luar sekolah dan di rumahnya, mendapat usulan agar kegiatan pendidikan yang dilakukannya tidak hanya dilakukan sendirian, tetapi melalui suatu organisasi untuk menjaga kelangsungan setelah ia meninggal dunia.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, Muhammadiyah akhirnya terbentuk dan memiliki banyak anggota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Maksud dan Tujuan Berdirinya Muhammadiyah

  • Muhammadiyah didirikan dengan maksud dan tujuan yang jelas oleh KH Ahmad Dahlan, seperti yang dijelaskan sebagai berikut:
  • Menyebarluaskan agama Islam sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad kepada seluruh penduduk di Hindia Belanda, khususnya di residensi Yogyakarta.
  • Memajukan masalah agama di kalangan anggotanya, termasuk dalam meningkatkan pendidikan dan pembelajaran agama Islam di Hindia Belanda.
  • Memajukan dan menikmati hidup (way of life) sesuai dengan kehendak agama Islam hingga mencapai akhirnya.

Djarnawi Hadikusuma menjelaskan bahwa meskipun terdengar sederhana, namun maksud dan tujuan tersebut memiliki makna yang luas dan mendalam. Pada masa itu, umat Islam di Hindia Belanda dianggap lemah dan terbelakang karena kurang pemahaman terhadap ajaran Islam yang sebenarnya. Oleh karena itu, Muhammadiyah hadir sebagai organisasi yang mengungkapkan dan menekankan ajaran Islam yang murni kepada penduduk di Hindia Belanda.

Muhammadiyah juga berfungsi sebagai organisasi yang mendorong umat Islam untuk mempelajari pengetahuan agama Islam secara umum. Ulama yang tergabung dalam Muhammadiyah mencari berbagai cara menarik untuk mendorong penduduk di Hindia Belanda agar mau belajar dengan cara yang lebih modern. Pada tahun 1985, dengan dikeluarkannya Undang-Undang Keormasan di Indonesia, prinsip organisasi Islam digantikan oleh prinsip Pancasila.

Muhammadiyah, pada intinya, memiliki tujuan untuk merubah masyarakat menjadi lebih besar, adil, makmur, dan diridhoi oleh Allah dengan menerapkan ajaran agama Islam. Pada usianya yang ke-44, Muhammadiyah merumuskan tujuan organisasi untuk mengembalikan dasar dan tujuan Islam pada masyarakat Islam sejati.

Muhammadiyah awalnya memiliki kantor pusat di Yogyakarta karena Ahmad Dahlan mendirikannya di Kauman, Yogyakarta, dan gerak organisasi ini dibatasi oleh pemerintah Hindia Belanda. Namun, sekitar tahun 1970, komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan Muhammadiyah pindah ke ibu kota, Jakarta. Str

Sumber: Budi (2018). Biografi Profil KH Ahmad Dahlan, Sosok Pendiri Muhammadiyah. Diakses pada 12 november 2023

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *