Sosok K.H Abdullah Syafii
K.H. Abdullah Syafi’i Al-Batawie, yang sering dipanggil dengan H. Dulah, dilahirkan pada tanggal 10 Agustus 1910 di Kampung Bali, Matraman. Beliau adalah anak dari H. Syafi’i bin Siran dan Nyai Nona binti Sya’ari.
Perjalanan K.H Abdullah Syafii dalam Menimba Ilmu
Sejak masih kecil, K.H. Abdullah Syafi’i Al-Batawie mulai belajar dari para ulama di daerah Betawi dan sekitarnya, di antaranya Mu’allim Al-Mushonif untuk belajar nahwu, Kiai Abdul Majid untuk fikih, Kiai Jauhari bin Sulaiman Tebet, Kiai Muanif Menteng Atas, Kiai Marzuki Cipinang untuk fikih, Habib Ali Al-Habsyi Kwitang untuk falaq, Habib Salim bin Jindan Jatinegara untuk hadis, Guru Mansur untuk falaq, Habib Ali bin Husein Bungur, dan Habib Alwi bin Thohir Bogor.
Peran K.H Abdullah Syafii untuk Umat
Ketika berusia 18 tahun, K.H Abdullah menikah dengan Siti Rogayah binti Ahmad Mukhtar, seorang perempuan terpelajar yang pernah menjadi pembaca Al-Qur’an di istana presiden dan membacakan Al-Qur’an di hadapan Presiden Soekarno pada tahun 1949. Beberapa tahun kemudian, K.H Abdullah Syafi’i beserta istrinya mendirikan Pesantren As-Syafi’iyah.
Selain itu, beliau juga menjadi salah satu pendiri Majelis Ulama Indonesia (MUI). Saat menjabat sebagai Wakil Ketua Umum MUI Pusat dan Ketua Umum MUI DKI Jakarta, K.H Abdullah Syafi’i aktif dalam mengadakan pendidikan dan upaya pemberantasan buta huruf Al-Qur’an di Jakarta.
K.H Abdullah Syafi’i adalah contoh teladan bagi umat Islam saat ini, karena selain memiliki keluasan ilmu, beliau juga memiliki akhlak yang mulia. Sebagai seseorang yang berasal dari pinggiran, beliau tidak pernah merasa malu atau enggan untuk berinteraksi dengan masyarakat di daerah pinggiran, khususnya di Jakarta.
Akhir Hayat K.H Abdullah Syafii
KH. Abdullah Syafi’i Al-Batawie meninggal dunia pada Selasa, 18 Dzulhijjah 1405 H/3 September 1985, meninggalkan duka yang mendalam bagi umat Islam Indonesia saat itu. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak seluruh umat Islam Indonesia untuk melaksanakan Shalat Ghaib untuk mengenang dan mendoakan KH. Abdullah Syafi’i Al-Batawie.
Makam beliau terletak di komplek Pesantren Putra As-Syafi’iyah Jatiwaringin, Pondok Gede, Jakarta Timur. Makam tersebut selalu ramai oleh jamaah, terutama menjelang bulan Ramadhan atau pada saat momen tertentu, seperti menjelang Haul beliau.
Sumber : Ensiklopedi Ulama Nusantara